
Kelemahan merupakan bagian dari seorang manusia. Siapa yang tidak memiliki kelemahan? Semua orang punya. Di saat apa pun, di situasi yang bagaimana pun, seseorang pasti hadir dengan kelemahannya.
Tapi di saat seseorang sedang mencintai, kelemahan itu akan bertumbuh dan berkembang biak menjadi jutaan kali jumlah dan volume nya.
Saat sedang mencintai, rasa cemas dan takut seseorang akan bertambah banyak. Secara ajaib dia akan khawatir akan banyak hal. Hal yang tidak pernah ia sangka bisa mengisi pikirannya, seketika saat ia jatuh cinta, akan memenuhi kepala. Insecuritas seseorang juga akan sangat mudah keluar saat ia sedang mencintai.
Mencintai itu. . . berbahaya!
Bagi yang Kristen tentu saja tidak akan asing dengan cerita Samson dan Delila. Samson yang perkasa, Samson yang tak terkalahkan, bagaimana akhir hidupnya? Apa yang membuat dia tidak berdaya dan kehilangan semuanya?
Cinta!
Ya, cintanya pada Delila yang membawa petaka itu.
Rayuan maut Delila lah yang membuat dia mengakui kelemahannya pada wanita itu. Karena cinta lah ia lengah dan di gundul rambutnya.
CINTA, MENGHANCURKAN SAMSON DAN HIDUPNYA.
Apa saya sekarang terdengar seperti nenek sihir yang menghancurkan khayalan mas kecil kalian? I know I am, but, truth is ugly! Itulah mengapa namanya ‘TRUTH’. Kalau selalu indah namanya imajinasi/khayalan/impian.
Namun sekali pun seperti itu, sekali pun mencintai bisa membawa petaka, rasa sakit, dan bahkan kehancuran, mengapa masih saja seseorang berani untuk mencintai?
Drama Korea Schoolar Who Walk At Night mengajarkan saya bahwa:
Sekali pun cinta menghasilkan rasa sakit, tapi jangan lupakan bahwa cinta juga menghasilkan kebahagiaan, harapan, dan kekuatan.
#aseeek
I know, jijik kan? Ha ha. Ngambil dari drama, ya pasti drama banget.
But, naif nya, saya mempercayai itu. Bagi saya, suatu saat, saya akan bertemu jenis cinta yang seperti itu.
Dan, saya adalah bukti dari cinta jenis seperti itu juga. Keluarga saya bukan keluarga paling romantis sedunia, orang tua saya juga bukan yang honey-baby seperti orang tua orang lain mungkin, but I can feel the love yang di katakan di dalam drama di atas dalam keluarga saya. #apasih ha ha
Anyway, setelah menonton drama tersebut saya merasa bahwa saya ingin mencintai. Saya, tidak takut lagi terhadap rasa sakit. Saya ingin keluar dari cangkang saya.
Oh, saya rasa saya jatuh cinta.
Oh, I think I am in love with this guy yang saya ceritakan di I Met An Indonesian Guy: ARL ini.
I know, kami baru kenal dan imposible buat saya cinta sama dia. But I did. Or at least I think I did.
1. Tidak akan orgasme duluan sebelum saya,
2. Menelpon dan melucu dengan tiba-tiba di saat saya sedang kesal dengan drama kehidupan saya,
3. Mengikuti kegilaan saya untuk banyak hal semisal kissing in public,
4. Menertawakan banyak hal, mulai dari yang konyol seperti selebaran di tiang listrik, lucu seperti Kangen Band, dan bahkan tidak terlalu lucu (seharusnya sexy) semisal anal sex,
5. Mendengarkan keluh kesah saya tentang kehidupan dan pertemanan saya yang aneh,
6. Tidak berkomentar negatif terhadap style saya yang kadang aneh,
7. Dll sampai dengan berusaha mengarahkan saya ke arah yang lebih baik (nasehat skripsi, hemat, amal, etc)
Itu setidaknya tujuh point kenapa saya mencintai (ingin) mencintai dia. Di samping beberapa hal rumit yang ikut bersama dia semisal komunikasi intents, dll, saya rasa dia adalah apa yang selama ini saya cari.
Haruskah saya mengambil risiko dan mulai membuka hati saya sepenuhnya?
Haruskah saya mengambil kekuatan, kebahagiaan, dan harapan yang ia tawarkan dengan sedikit masuk ke dalam situasi yang ribet?
Oh walau pun hal yang paling saya benci adalah hal yang ribet. Hff…
Untuk penderita sadomasokis, cinta itu cara paling indah untuk menyakiti diri sendiri….
LikeLiked by 1 person
Baru sadar ada komentar ini. . . Hmm,,, tapi mereka memang mendapatkan kebahagiaan melalui rasa sakit. . .
LikeLike
So true
Makanya ga berani cepat2 jatuh cinta sih, sehingga takut kehilangan
Kalau harus bubar pun nggak sakit2 amat
LikeLiked by 1 person
Tapi aku pikir sekarang aku sedang jatuh cinta Kez. . . Seperti Icaruz yang terus terbang sekalipun tahu sayapnya akan meleleh dan dia akan mati. . . Aku keluar dari cangkangku yang nyaman dan mencoba mencari lebih..
#barusadarkomentarini
LikeLike
Alesan pertama wajib ada.
LikeLike
Cinta bersebrangan dengan logika. Dan pada dasarnya tidak memerlukan alasan yang masuk akal. Biarpun ketujuh alasan itu tak ada, cinta akan tetap cinta. Asalkan alasan pertama tetap ada, yang lain bisa menyusul kemudian.
LikeLiked by 1 person
Hi hi hi hi. . . iya juga sih Mbak Ida. . . ada lagunya malah. . .
Tapi alesan pertama harus dong ya? :p
LikeLiked by 1 person
Bener hihihi
LikeLike