
Tadi, di Warung Nagih, saat saya dan Annisa sedang makan, saya mengambil foto makanan kami. Dia bilang “Tumben lu motoin makanan” saya jawab “Ngasih tau ARL”…
Lalu beberapa waktu kemudian, ketika saya sedang berkutat dengan handphone, dia secara tiba-tiba mencondong ke arah saya untuk melihat apa yang sedang saya lakukan dengan handphone saya.
“JR.” Kata dia. “Tadi sebenernya lu ngirim foto makanan ke JR apa ARL sih?”
Sambil memutar mata, kemudian saya menjawab “ARL. Tapi sekarang dia lagi nyetir dan JR nanya gue lagi ngapa dan kirim juga deh foto tadi. Niat awal ya buat ARL doang.”
“Gua pikir lu udahan kontek sama JR setelah lu ketemu ARL. I mean, gimana handphone lu bisa lulus inspeksi dia sih?”
Setelah mendengar komentar dia itu, kening saya seketika berkerut. What? Inspeksi? Saya kemudian menjelaskan bahwa dari awal kami sudah memiliki perjanjian untuk tidak ada hal semacam inspeksi untuk satu sama lain. Trust is number one rule. Dan pula, texting, apa masalahnya dengan itu?
Lalu dia bilang “Iya sih. Salah gue nanyain masalah inspeksi ke cewek yang kagak ada urat cemburu di badannya.”
Guys,,, komentar bahwa saya tidak memiliki urat cemburu di badan saya itu, bukan hal baru lagi. Banyak teman saya sebelumnya juga mengatakan hal yang sama. Seorang Vallendri Arnout, tidak memiliki urat cemburu di dalam tubuhnya…
BUT, itu adalah kesalahan yang sangat besar. Semua orang, termasuk saya, pasti memiliki yang namanya urat cemburu! Hanya saja, mungkin sebagian (salah satunya saya) bisa mengontrol dan menangani urusan cemburu ini.
Yeah, bukan tidak punya. Tapi terkontrol. So, tidak ada penggeledahan HP, tidak ada larangan abstrak, dan berbagai drama lainnya.
Apa sih sebenarnya cemburu itu? Huh? Anyone? Hah? Hmm?



Hmm, itu dia, tiga defenisi cemburu yang saya dapat dari Google… Banyak sih sebenarnya. Empat juta hasil yang keluar di sana dalam 0.44 detik. Saya tidak membaca semua, jujur, hanya sebagian. Namun, di halaman pertama pencarian, saya menemukan bahwa tiga gambar di atas sudah mewakili.
I mean intinya menurut Google, cemburu itu adalah tanda cinta dan rasa takut akan kehilangan yang di cinta ini.
Ok, sebut saja itu benar…
Saat porsi cemburu tersebut terkontrol di batas wajar, maka saya akan mengakui bahwa itu adalah tanda cinta.
Tapi, , , , , saat porsi cemburu ini sudah berlebihan, misalkan sampai:
1. Menggeledah handphone, atau bahkan rumah nya,
2. Menyewa detektif untuk membuntuti dia,
3. Menghack akun media sosial dia untuk memeriksa isi yang ada di sana,
4. Meminta laporan detil kegiatan dia selama keluar dari pandangan,
5. Melarang dia keluar tanpa bersama kalian,
6. Dll,
Saya rasa itu bukan tanda cinta guys. . . Tapi itu adalah tanda bahwa tingkat kepercayaan kalian baik pada dia, maupun diri kalian sendiri, sangat sangat sangat rendah. Itu menunjukkan tingkat insecuritas kalian sudah di level mengerikan. Itu juga merupakan cara yang paling memalukan untuk menunjukkan kelemahan kalian.
Don’t! Don’t talk to me like that! This is for your own good. Saya mengatakan paragraf kejam itu untuk menarik kalian dari zona yang sangat berbahaya. . . Cuz I love you guys^^
Tidak perlu list yang mengalahkan panjangnya sungai Nil, untuk mengontrol kecemburuan, saya hanya memiliki dua pengangan;
1. Because I’m Worth It
Pegangan pertama adalah saya selalu menanamkan pemikiran “because I’m worth it” di dalam diri saya.
Hey, saya adalah sebuah mutiara hitam yang mahal. Saya adalah wanita yang pantas di cintai. Saya bukan tipe yang akan diselingkuhi dan di tinggalkan untuk cabe-cabe di luar sana lho.
Dia, adalah pria yang paling beruntung karena mendapatkan the one and only Vallendri di muka bumi ini.
Dengan pemikiran dan keyakinan itu kemudian saya meyakini bahwa:
2. I’m Not Gonna Lose Him
Yeah. Dengan pemikiran di point satu saya kemudian meyakini point yang kedua.
Saya tidak akan kehilangan dia. Atau di sini lebih tepatnya, dia yang tidak akan berani membuat dirinya kehilangan saya yang berharga. Kenapa saya musti cemburu? Kenapa saya musti khawatir ada SMS tidak benar dari cewek lain masuk ke HP nya?
Saya membuang waktu untuk mengkhawatirkan itu.
Nah, itu dia. . . hanya sesimpel itu guys. . .^^ Bagaimana? Mudah kan, agar bisa mengontrol kecemburuan dan tidak berubah menjadi singa betina mengerikan?
Reader (s): Lalu Val, bagaimana jika saya sudah mempercayai diri saya dan dirinya, tapi dia masih saja serong? Apa yang harus saya lakukan?
TIDAK ADA! TIDAK ADA YANG BISA KALIAN LAKUKAN. ITU ADALAH SAAT DI MANA KALIAN MEMANG HARUS MERELAKAN DIA!
Reader (s): Really?
Yeah. Saya kasih tau ya, uhm, memang benar-benar tidak ada yang bisa kalian lakukan terhadap orang yang selingkuh selain meninggalkannya.
Selingkuh adalah kutukan dewa yang tidak bisa di perbaiki.
Katakan saja setelah selingkuh sekali, kemudian dia berjanji berlutut di hadapan Tuhan bahwa dia tidak akan mengulangi itu lagi, bahwa dia akan memperbaiki semuanya.
Apakah kalian yakin bahwa hati kalian akan bisa mempercayai dia tanpa terhantui oleh ingatan masa lalu ketika ia menyelingkuhi kalian yang pertama kali? Yakin kalian bisa hidup tanpa waswas dengannya?
I’m not sure. . .

Kamudian anggap saja kalian muncul sebagai pengikut Ibu Atalia. Saat ada yang amis, kita langsung buru-buru pasang posisi melindungi dengan garang sehingga Nikita Mirzani pun kabur. . .
Iya kalau lagi dekat. Iya kalau selamanya dua puluh empat jam kita bisa pasang posisi.
Enggak kan? Di banyak kesempatan kita tidak akan bisa menjaga dan melindungi dari luar seperti tips Ibu Atalia. Kita hanya bisa melindungi dari dalam dengan memberikan kepercayaan untuk pasangan kita.
So, kalau dia memang benar-benar berselingkuh saat kalian sudah mempercayainya, tidak ada yang bisa kalian lakukan selain merelakan dia.
Dan menurut saya, kalian seharusnya bersyukur di tahap ini. Bersyukur kalian tidak sampai terjebak lebih jauh dengan orang jenis seperti begitu.
Mereka bukan jenis orang yang patut diperjuangkan. Bukan pula jenis yang harus kamu takutkan jika mereka keluar dari hidup kamu. Mereka itu, tisyu toilet yang sudah seharusnya kamu flush tanpa berpikir dua kali . . .
Anyway, begitulah saya mengontrol rasa cemburu dan perasaan saya.
SAYA HANYA MENGANGGAP BAHWA SAYA ADALAH YANG TERBAIK DAN AKAN MENDAPATKAN YANG TERBAIK. BECAUSE I AM!^^
Saya udah pernah coba ini Kak Val, tapi waktu saya ngomong, malah dimentahkan sama suami 😦
Ini komentar dia ya:
Point 1. Because I’m Worth It
“Iya kamu worth it. Kamu perempuan baik. Banyak orang Indonesia yang akan bersyukur kalau bisa sama kamu. Ada beberapa hal yang membuat saya bangga sekali kepada kamu. Tapi maaf, untuk saya kamu gak spesial. Bukan superwoman. Sebagai contoh, Mantan saya si x, dia spesial. karena blablablabla…*ndengerin dia ngomong, merasa semakin kecil dan gak signifikan :(*”
Point 2. I’m Not Gonna Lose Him
“Kita gak tau apa yang akan terjadi di masa depan. Saya gak akan bilang “i love you forever”. Saya berharap kita bisa bersama selamanya tapi saya gak akan janji ke kamu. Saya udah pernah bilang segini sebelumya ke orang lain. Tapi toh akhirnya kita gak bisa. Saya gak mau lagi.”
begitulah Kak Val. Suami saya orang yang jujur dan blakblakan. Dia gak akan bilang hal2 yang gak sesuai hatinya dia, walaupun itu untuk menyenangkan saya..
Yah sudah, jadi panjang curhatnya ya.. Maaf ya Kak Val 🙂
LikeLiked by 1 person
Hmm,, speechless juga sih… but kadang kejujuran yang menyakitkan le ih baik dari kebohongan yang manis.. tapi kalo terlalu dia bikin Mbak ‘kecil’ juga sih hmm,,,
Btw ini sifat asli dia yang baru nampak apa udah dari dulu?
Yang bisa aku bilang cuman: Tuhan nggak akan ngasih cobaan yang melebihi kemampuan mbak untuk mengatasinya…^^
LikeLiked by 1 person
Saya sendiri yang jadi berasa kecil mbak. Soalnya si mantan ternyata orang yang sangat accomplished, lulusan luar negeri (mereka dulu kuliah bareng), keluarganya kaya, bisa lancar bicara dan tulis dlm bahasa suami mulai dari 0 dalam waktu kurang dari 2 tahun saja, dan sekarang dia punya pekerjaan bagus. Karakter dan sifatnya jg tipe yang diinginkan suami.
Dia ga minta saya utk berprestasi yg sama seperti si mantan. Yang penting saya punya achievement sendiri. Dan dari dulu pun dia mendorong saya untuk berubah karena dia liat saya ada potensi. Saya pikir dulu dia mau ini untuk kebaikan saya. Tapi setelah pikir2 lagi mungkin dia mau saya jadi seperti si mantan. Tapi seperti Kak Val tau lah, kita kan ga bisa mengubah karakter orang.
Suami sama si mantan putus bukan karena sering cekcok/gak cinta lagi. Tapi karena ortu si mantan gak mau anaknya nikah dengan orang di luar ras mereka. Tragis sebenernya kisah mereka 😢
LikeLiked by 1 person
Yah, in the end, i just cant say anything but salut dengan kesabaran dan pengertian Mbak Mademonin. Saya sendiri yang nulis tips di atas jika di perhadapkan dengan masalah Mbak, saya nggak mungkin bisa tahan. Khususnya di bandingin dan di bunuh kepercayaan diri nya, saya nggak suka itu. Saya selalu pengen seseorang apresiasikan apa adanya saya dan kemudian menyemangati saya untuk berkembang di jalan dan bagaimana saya originalnya.
Hmm,,, semangat ya…^^
By the way boleh saya menulis satu artikel yang terinspirasi dari cerita Mbak?
LikeLiked by 1 person
Iya Kak Val, saya mencoba mengerti. Kondisi sekarang kan beda dengan dulu. Dulu mereka masih muda, mahasiswa, ga ada tanggung jawab ke siapa2 kecuali diri sendiri. Dengan mantan yg bikin saya curhat itu pun sama. Waktu itu dia baru diterima kerja di sebuah company di Indonesia. Sebelum mulai kerja, selama 3 bulan dia liburan aja ke mana-mana dengan si mantan. Hidupnya ya lancar2 saja, keuangan ga ada masalah. Mau bersenang2 ya senang2 aja. Kalau sekarang terus terang situasinya agak kurang bagus untuk kami. 2 bulan setelah kami pacaran, kontrak kerja suami diputus sepihak oleh companynya. Sejak itu dia berusaha segala macam supaya bisa tetap tinggal dan kerja di Indonesia. Setelah akhirnya memutuskan bikin company sendiri pun tetap pusing karena regulasi dan birokrasi. Ini bikin dia gak bahagia dan selalu khawatir dengan masa depan kami. Jadi saya ga akan mengecilkan pengorbanan suami supaya kami bisa tetap bersama. Kalau dipikir2 mungkin selain 2 bulan awal pacaran itu suami ga pernah lagi betul2 bebas dari stress.😢 suami udah minta maaf. Dia bilang semua ini rasanya gak fair untuk saya karena kelihatannya jadi seperti saya yang gak bisa bikin dia bahagia seperti mantan yang dulu2. Saya sendiri juga baru merintis usaha, tapi ya hasilnya ga cukup untuk semua. Apalagi sekarang ada baby. Saya sih selalu berharap ke depannya akan lebih baik lagi 😊😊😊
Iya kak val boleh aja.. Tapi nama disamarkan ya.. Hahah
Kalau dirangkum komen saya di sana sini saya harusnya bisa bikin tulisan sendiri nih.. Hahaha
LikeLiked by 1 person
Oh begitu ceritanya.. ya sudahlah bersabar saja dan ikuti bagaimana arus kehidupan menuntun kalian.. Tuhan pasti memberikan cobaan yang di dalam batas kemampuan umatnya.. #sokbijak
Dan well,, permasalahan materi memang pelik dan merambah ke segala arah.
Semoga keuangan keluarga Mbak cepat membaik ya.. Amen..
Anyway tentu saja nanti saya tulis pake nama samaran he he..
Dan kenapa Mbak nggak bikin tulisan aja? Tulisan mbak bagus lho.. yang curhatan itu… dapet banget saya ngerasain emosi nya… #kokkayakngomonginnovelsih #abaikan
LikeLiked by 1 person
Makasi doanya Kak Val.
Hahha..saya bukan penulis. Bukan blogger juga. Cuman numpang nyampah
LikeLiked by 1 person
Semua juga bilang begitu Mbak…. ha ha ha ha
LikeLike
Kok komen saya kacau balau ya.. Hahaha.. Mudah2an Kak Val ngerti tulisan saya
LikeLiked by 1 person
Wah kalau saya malah orangnya cemburuan banget, Mba Vallen…
Mungkin karena masih awam soal “cinta” ya, mesti banyak belajar ._____.
LikeLiked by 1 person
Hi hi hi hi. . . its a choice Mas Rakun. Tapi menurut saya pribadi sih, hidup akan lebih damai dan indah saat cemburuan nya sudah terkontrol di ground state^^
LikeLiked by 1 person
Kalau tahap inspeksi, udah masuk kategori posesif sakit haha.
Perempuan mana jauh dr cemburu, tp emg harus dibawa kalem.~
LikeLiked by 1 person
Iya Rin… bawa cool aja harusnya… hi hi hi hi…
LikeLiked by 1 person
Cemburu itu tanda tak mampu. Hihihi. Postingan ini cocok banget buat orang yg cemburuan
LikeLiked by 1 person
Ha ha ha ha.. iya Mbak Grant… bahasa halusnya begitu.. lol^^
LikeLike
Saya gak pacaran. Juga gak aneh2. Tapi memang belum banyak pengalaman sayanya. Maunya ntar pas ketemu gadis yang cocok mau langsung ajak nikah aja ha ha ha…… Biar lebih tenang.
LikeLiked by 1 person
He he he he berlaku juga untuk nikah kak Shiq4. . .
Kan kalo udah nikah biasanya banyak yang selingkuh, dan banyak juga yang over protektif.
Pacaran sama nikah kan sama aja konsepnya..
But semangat ya.. semoga cepet nemu yang tepat itu^^
LikeLiked by 1 person
Apaan sih pacaran di Indonesia pake inspeksi hape????
LikeLiked by 1 person
Hi hi hi hi.. tidak semuanya, tapi ada banyak yang abstrak dan aneh begitu emang, saya banyak mengamati. Di sini tingkat percaya-mempercayai nya memang kebanyakan kurang. Inspeksi atau bahkan tukaran hape sudah bukan fenomena yang asing.
Salah satu pengalaman langsung dengan psyco begitu ya:
https://pursuingmybule.com/2016/06/02/hati-hati-ber-aku-kamu-di-jabodetabek-kisah-hancurnya-cinta-saya-karena-aku-kamu/
LikeLike